Teheran

Ibu kota Iran ini disebut-sebut sebagai salah satu kota terindah di dunia, terkenal dengan monumen arsitektur kuno dan taman hijau yang indah. Meskipun demikian, Teheran dari tahun ke tahun masuk dalam sepuluh besar kota terburuk dalam hal kualitas hidup. Masalahnya adalah, bahwa ibu kota Iran terkenal dengan ketidaksetaraan sosialnya yang besar. Hampir 30% dari penduduknya nyaris tidak bisa memenuhi kebutuhan. Biasanya, rakyat miskin tinggal di bagian selatan kota, tempat perdagangan narkoba berkembang pesat. Hal ini meningkatkan tingkat kejahatan yang sudah tinggi di kota metropolitan.

Douala

Ibukota ekonomi Kamerun dianggap sebagai kota termahal di seluruh benua Afrika. Namun, harga tinggi bukanlah kelemahan utama Douala. Seperti di seluruh negara tersebut, kota ini sekarang mengalami «krisis Anglophone». Perang saudara di Kamerun telah berlangsung sejak 2017, dan Douala berada di pusat konflik. Wilayah ini dianggap berbahasa Prancis, tetapi memiliki sejumlah besar komunitas yang perwakilannya hanya berbicara bahasa Inggris. Penduduk berbahasa Inggris secara aktif memperjuangkan hak-hak mereka.

Harare

Berdasarkan data terakhir, jumlah penduduk kota Afrika Selatan ini adalah 2,5 juta orang. Harare adalah kota terbesar dan pusat administrasi Zimbabwe. Namun, penduduk setempat sama sekali tidak merasakan pesona kehidupan metropolitan, karena Harare tidak memiliki infrastruktur yang paling mendasar sekalipun. Banyak wilayah kota yang tidak teraliri listrik, dan juga tidak memiliki air bersih dan saluran pembuangan. Selain itu, tidak ada pengumpulan sampah reguler di ibu kota, yang membuat Harare sering masuk dalam daftar kota terkotor di dunia.

Dhaka

Seperti Harare, ibu kota Bangladesh juga dianggap sebagai salah satu kota paling tercemar di dunia. Masalah utama Dhaka adalah kurangnya fasilitas perawatan. Warga membuang sampah langsung ke sungai. Mengingat bahwa 22 juta orang tinggal di kota metropolitan ini hari ini, konsekuensinya adalah bencana besar. Namun, selain lingkungan, kota ini juga mengalami krisis kemanusiaan yang serius. Dhaka secara resmi diakui sebagai kota terpadat di dunia. Sementara itu, sebagian besar penduduknya berada di bawah garis kemiskinan, dan sepertiga penduduknya tidak dapat membaca dan menulis.

Port Moresby

Ibu kota Papua Nugini adalah kota kecil, rapi dan menarik dengan infrastruktur yang baik. Jadi, bagaimana bisa masuk ke anti-rating ini? Faktanya adalah bahwa Port Moresby dianggap sebagai salah satu kota paling kriminal di dunia. Karena tingkat pengangguran yang tinggi, cara-cara ilegal untuk menjadi kaya berkembang di kota: pencurian, pemerasan, penyerangan, penculikan, dan bahkan pembunuhan. Fenomena kriminal ini telah mendapat nama khusus - Raskol.

Karachi

Karachi dianggap sebagai kota terbesar di Pakistan. Hari ini, kota ini memiliki status pusat keuangan, industri, perdagangan, pendidikan dan ilmiah utama di negara tersebut. Meskipun banyak keuntungan, Karachi memiliki banyak masalah. Kota ini terkenal karena ekologinya yang buruk, stratifikasi sosial yang besar, dan tingkat kejahatan jalanan yang tinggi. Karachi juga disebut sebagai salah satu titik transshipment utama dalam perdagangan narkoba internasional.

Aljir

Ibu kota Aljazair setiap tahun dikunjungi oleh ribuan turis, karena kota ini benar-benar memiliki sesuatu untuk dilihat: masjid kuno, labirin jalan-jalan sempit, alam yang indah. Namun, dengan segala kelebihan kota tersebut, tidak bisa dikatakan bahwa penduduknya beruntung. Aljir memiliki infrastruktur yang buruk, tingkat perawatan kesehatan yang relatif rendah dan banyak masalah di bidang pendidikan. Selain itu, protes politik dan sosial sering pecah di kota. Beberapa dari mereka berakhir dengan serangan teroris dengan banyak korban.

Tripoli

Perang saudara yang berkepanjangan di Libya membawa banyak kehancuran dan ibu kota negara itu, Tripoli, yang paling terpukul. Sejumlah roket dan bom dijatuhkan di pusat administrasi Libya, hampir meratakan beberapa wilayahnya dengan tanah. Penduduk kota dibiarkan tanpa komunikasi dasar: listrik dan pasokan air. Selain itu, bangunan rumah sakit, sekolah, dan fasilitas sosial penting lainnya telah hilang dari muka kota. Saat ini, pihak berwenang Tripoli secara bertahap memulihkan kota, tetapi akan membutuhkan lebih dari belasan tahun untuk mengembalikannya ke kehidupan normal dan penuh.

Damaskus

Korban lain dari perang panjang adalah ibu kota Suriah. Pertempuran sengit telah berlangsung di jalan-jalan Damaskus selama lebih dari 10 tahun. Selama waktu ini, ribuan bangunan tempat tinggal berubah menjadi reruntuhan, dan infrastruktur umum kota hancur hingga 70%. Hal ini memaksa banyak penduduk Damaskus meninggalkan kota untuk mencari tempat tinggal dan pekerjaan baru. Pengungsi tidak terburu-buru untuk kembali ke rumah, karena konflik Suriah belum mereda sejauh ini dan Damaskus, seperti banyak kota lain di negara itu, terus menghilang akibat penembakan dan pengeboman.

Lagos

Saat ini, kota ini dianggap yang terbesar tidak hanya di Nigeria, tetapi di seluruh Afrika. Berdasarkan estimasi terbaru, lebih dari 13 juta orang tinggal di Lagos dan sekitar 21 juta tinggal di aglomerasinya. Kepadatan kota yang besar menyebabkan masalah yang menyertainya. Kota ini terjebak dalam kemacetan lalu lintas selama berhari-hari. Harga perumahan yang setinggi langit memaksa banyak keluarga untuk berbagi tidak hanya apartemen, tetapi bahkan kamar satu sama lain. Karena tingkat pengangguran yang tinggi, kejahatan meningkat. Lagos adalah salah satu dari sepuluh kota paling berbahaya di dunia.